Kamis, 21 Agustus 2014

MEMILIKI KERINDUAN YANG TIDAK MANUSIAWI

Hati yang haus dan lapar untuk bersekutu dengan TUHAN lahir bukan karena hasil karya kita, melainkan lahir dari hasil karya RohNya. RohNya yang tinggal di dalam kita yang membuat kita dapat mengalami persekutuan yang indah bersamaNya dan dapat bertemu denganNya. Kekuatan manusiawi kita tidak dapat melakukannya. Tuhan melihat hati kita karena RohNya hidup di dalam hati kita. Kerinduan untuk bersekutu denganNya harus terlahir dari hati. Kerinduan yang terlahir dari hati adalah kerinduan untuk bersekutu dengan BAPA saat susah maupun senang. Jika saat susah maupun saat senang, salah satunya membuat kita tidak lagi memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan BAPA, itu menandakan bahwa kerinduan yang kita miliki masih kerinduan yang manusiawi. Tanpa kita sadari, kita katakan kita memiliki kerinduan, padahal kerinduan yang memiliki ambisi manusiawi, yang terfokus kepada diri-sendiri dan bukan kepada BAPA. Kerinduan yang berasal dari hati tidaklah bisa dibatasi oleh kondisi, ruang dan waktu. Dimanapun dan Kapanpun kita harus memiliki kerinduan untuk bersekutu pribadi bersama BAPA. Kemanusiawian kita harus benar-benar tunduk kepada keinginan RohNya yang tinggal di dalam kita.
Yohanes 3:5-6  Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

Kita harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita yang membuat kita terfokus kepada diri-sendiri dan bukan terfokus untuk bersekutu denganNya. Kebiasaan-kebiasaan yang tidak berupa dosa, tetapi kebiasaan-kebiasaan tidak membangun kualitas manusia rohani kita. Kebiasaan-kebiasaan tersebut harus bisa kita antisipasi agar tidak melemahkan kerinduan hati kita untuk bersekutu denganNya. Jika tidak bisa atasi maka bersekutu dengan BAPA menjadi aktifitas rutinitas kemanusiawian bukan kerinduan yang lahir dari hati. Kita melakukan ibadah yang manusiawi dan tidak ibadah yang sejati, yaitu mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapanNya. Aku mau pastikan kerinduanku untuk bersekutu dengan BAPA tidak manusiawi. Di saat susah maupun senang, aku mau datang di hadapanNya untuk bersekutu denganNya. Aku tidak mau menukarkan Anugerah Kemuliaan Persekutuan yang Indah bersamaNya dengan sampah-sampah rohani atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak membangun manusia rohaniku. Aku mau pastikan hatiku selalu bersyukur dan menikmati semua kebaikanNya. Christ is enough for me !
Matius 7:6  "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
Demikianlah perenunganku di dalam TUHAN.
With Love,
Ttd.Rio Novelino Bakara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar