Sabtu, 02 Agustus 2014

KELEMAHANKU MENJADI KEKUATANKU


TUHAN disenangkan oleh persembahan hidup kita yang kita berikan kepadaNya setiap hari. Inilah pelayanan yang sesungguhnya, bukan di atas mimbar yang dilihat manusia. Pelayanan yang sesungguhnya adalah pelayanan yang dilihat oleh TUHAN. TUHAN disenangkan oleh bau harum dari korban yang kita berikan yaitu hidup kita. Hidup yang berkenan dihadapanNya. TUHAN menyukai sikap hati kita yang mengakui semua kelemahan kita dihadapanNya. Kita mengakui hanya kedaulatan HADIRATNYA dan kedaulatan FIRMANNYA yang bisa mengubah hidup kita. Pengakuan tersebut harus datangnya dari suatu sikap hati yang mau berubah dari lubuk hati kita yang paling dalam. BAPA sudah memberikan ANAKNYA YESUS KRISTUS menjadi satu-satunya Jalan bagi kita agar kita dapat memperoleh Kehidupan. Kita menjadi dibenarkan oleh BAPA oleh karena Darah ANAKNYA YESUS KRISTUS yang sudah tercurah dengan disalibkan bagi kita. Inilah yang tidak bisa diberikan oleh dunia kepada manusia, yaitu JALAN KEHIDUPAN. Jalan kehidupan adalah Jalan Kemerdekaan dari segala belenggu yang mengikat hidup manusia. YESUS KRISTUS sudah mengalahkan musuh yang paling besar yaitu Maut. Tidak ada lagi yang bisa membelenggu hidup manusia, ketika manusia tersebut percaya kepada YESUS KRISTUS.

1 Korintus 2:12 : "Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita."

1 Korintus 2:14-16 : "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus."

Ada satu perenungan yang rema dalam hatiku ketika aku dan Jenny jalan bersama di hari Sabtu. Tanpa sadar di dalam pikiranku masih ada satu ketakutan untuk tidak bisa konsisten hidup dalam kebenaranNya. Aku bertanya kepada TUHAN, apakah aku bisa TUHAN ? TUHAN tidak diam, DIA berbicara pelan melalui suara hati nuraniku, dan DIA mengatakan : "kamu bisa.." Dalam pikiranku muncul kalimat ini : Permasalahan apakah yang tidak bisa diselesaikan oleh TUHAN ? Seluruh permasalahanku di dalam TUHAN bisa kuatasi. Dalam penyembahan, tiba-tiba saja aku teringat FIRMANNYA, dalam kelemahanku menjadi kekuatanku. Aku mencarinya dalam Alkitab dan ketemu. FIRMANNYA yang berbicara : "Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." ( 2 Korintus 12:9-10 ).

Mendekat kepadaNya adalah awal dari sumber kehidupanku. FIRMANNYA dan HADIRATNYA yang membersihkan hidupku. Menuntun hidupku kepada kehidupan sejati. Dalam YESUS KRISTUS, aku bisa memenangkan setiap pertandingan dan mengalahkan kelemahanku. Setiap kemenanganku menjadi sumber kesaksianku yang hidup. Kesaksianku di dalam DIA tersebut yang menjadi sumber kekuatan bagiku. Kemenangan yang berawal dari kerinduan untuk mendekat kepadaNya. Kerinduan untuk bertemu denganNya secara pribadi setiap hari. Imanku menjadi semakin kuat dan kukatakan dalam hidupku bahwa setiap kelemahanku bisa kuatasi di dalam TUHAN yang memberikan kekuatan kepadaku untuk menaklukannya. Amin !!!

Roma 8:37-39 : "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Demikianlah perenunganku.

With Love, 
Ttd. Rio Novelino Bakara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar