Jumat, 01 Agustus 2014

KERINDUAN ROHANI

Pagi ini ketika aku bersekutu dengan Tuhan, Tuhan menaruh kerinduan untuk aku kembali ke pelayanan profetik (pelayanan praise wroship-sebutan di Rumah Roahaniku BCC). Kerinduan yang berasal dari hati bukan untuk tampil tetapi sebagai wujud pengorbanan. Masa-masa dimana Tuhan bekerja dalam hidupku 11 tahun yang lalu seperti Tuhan perlihatkan. Pikiran manusiawiku memunculkan satu pertanyaan. 

Apakah kamu sudah siap? Tidakkah kamu lihat dirimu masih banyak kekurangan?

Ku tau diriku masih punya banyak kekurangan tetapi aku tidak akan membiarkan kekurangan itu menguasai dan mengintimidasiku. Memory dahulu ketika Tuhan memakai hidupku di pelayanan adalah di pelayanan ini (praise worship). Bukan karena suaraku yang bagus, tetapi karena ada "passion" di dalamnya ketika aku melakukannya. Ada gairah / kesukaan yang munculnya berasal dari persekutuan pribadi dengan Tuhan. Ketika jauh dari persekutuan dengan Tuhan, kerinduan ini tidak muncul. Setelah itu, muncul satu pertanyaan dalam pikiranku?


Apakah ini kehendak Tuhan? 


Hari Minggu kemarin (28/07/2014) ketika hamba Tuhan (Pak Sonny Zakharia) berkhotbah, ada satu statement yang teringat bahwa untuk mengetahui apakah itu kehendak Tuhan adalah memikirkan sesuai dengan Firman Tuhan. Memikirkan menurut ukuran iman yang Tuhan taruh dalam hati kita. Iman yang bersumber dari Firman Tuhan. Menurut pengharapan yang Tuhan taruh dalam hati kita. Pengharapan yang tidak mengecewakan. Iman dan Pengharapan yang dilingkupi Kasih kepada Tuhan.


Roma 12:3 : "Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing."


1 Korintus 13:13 : "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih."


Setiap anak-anak Tuhan diberikanNya talenta. Talenta adalah sebuah Anugerah. Anugerah adalah Pemberian Cuma-Cuma. Berbicara pemberian cuma-cuma adalah ketika Tuhan memberikan NyawaNya kepada setiap orang yang percaya kepadaNya agar kita dapat bertemu dengan Bapa. Hal yang sama juga terjadi ketika kita memberikan talenta yang sudah diberikanNya untuk melayani DIA. Ada pengorbanan di dalamnya. Sekaligus ada kesukaan dan kerinduan di dalamnya. Tuhan memiliki kerinduan agar anak-anakNya dapat bertemu diriNya (Bapa) di dalam Roh kembali. Kerinduan yang sama juga ada dalam hatiku adalah aku rindu supaya ketika aku bertemu dengan Tuhan maka Tuhan juga akan menemui setiap jemaatNya di dalam GerejaNya ketika aku mulai menaikkan pujian bagiNya. Bukan hanya di dalam GerejaNya tetapi juga di dalam Keluarga dan Pekerjaanku, baik saat ini maupun ke depannya.


Makna yang sama juga terdapat dalam setiap bentuk pelayanan. Tujuannya hanya satu adalah agar melalui pelayanan yang kita lakukan, setiap orang dapat bertemu dengan Bapa. Apakah itu pelayanan multimedia QCTV, majalah paradaigm, sekolah QCA, maupun yang lain. Seluruh bentuk pelayanan yang sesungguhnya yang berada di dalam Gereja maupun di luar Gereja (dunia sekuler) memiliki satu tujuan, yaitu agar melalui pelayanan yang kita lakukan, setiap orang yang kita layani dapat bertemu dengan Tuhan secara pribadi. Hidup kita dapat menjadi perantara agar manusia dapat mengenal Tuhan. Itulah tujuan Tuhan kita ( Yesus Kristus ) datang ke dalam dunia.


Pasangan hidupku Jenny ( Guinevere Tampi ) menyukai hidupku adalah karena kecintaanku kepada Tuhan. Bukan karena jati diriku manusiawiku tetapi karena jati diriku di dalam Kristus. Aku mau berusaha mulai saat ini agar tetap hidup sebagai jati diriku di dalam Kristus. Menanggalkan dosa dan rintangan yang mencoba menghalangi. Kembali meraih potensi yang Tuhan percayakan untuk bisa kuasah dan kupergunakan bagi kemuliaanNya. Tahun 2010 ketika kumelihat Jenny di BCC adalah ketika dia melayani Tuhan sebagai singer. Saat itu aku melayani sebagai worship leader di Gerejaku yang dulu. Sejak awal Tuhan pertemukan aku dengan Dad, jujur kukatakan bahwa aku ngefans banget kepada Mom sebagai worship leader yang bisa menghadirkan hadirat Tuhan. Mom bisa mengundang Tuhan datang ketika mulai menaikkan pujian bagiNya. Ketika kumelihat Jenny, ada satu impian lama yang terpendam dalam hatiku adalah suatu saat aku akan melayani bersama-sama pasangan hidupku di atas mimbar sebagai pelayan pujian. Kerinduan itu teringat kembali pagi ini ketika kubersekutu dengan Tuhan. Aku dan Jenny memiliki banyak perbedaan, terutama dalam bidang pelayanan. Tetapi persamaan kami adalah kami bisa sama-sama bisa menaikkan pujian bagi Tuhan. Meskipun suara kami pas ( tidak bagus dan tidak juga jelek ) tetapi hati kami sama-sama tertuju kepada Tuhan. Jenny bisa bermain gitar sementara saya tidak bisa bermain gitar. Di Gereja yang lama ada beberapa lagu rohani hasil karyaku yang tercipta sejak terhubung dengan Firman Tuhan yang Dad sampaikan. Hanya 1 (satu) lagu dibawakan dalam ibadah (maaf judulnya lupa). Memory itu teringat kembali. Kerinduan untuk mencipta lagu itu mulai muncul kembali. Jenny memiliki banyak keahlian dan salah satunya adalah mencipta lagu baik lagu rohani maupun lagu sekuler. Baik lagu yang berbahasa Indonesia maupun lagu berbahasa Inggris. Dia sangat multi talenta. Saya kagum akan karya Tuhan dalam hidupnya. Dia dengan mudah menentukan nada-nadanya karena keahliannya bermain gitar sementara aku tidak bisa. Jadi, yang kulakukan adalah Acapella. Lagu yang muncul berasal dari mazmur ketika kubersekutu dengan Tuhan. Telingaku mendengar ini seperti nada-nada berirama, lalu aku rekam di handphone. Liriknya tinggal kusempurnakan dengan isi hatiNya melalu FirmanNya yang rema di hatiku.


Ketika kerinduan tersebut mulai muncul dalam hatiku, seperti ada "target rohani" yang kembali ingin kucapai. Tujuannya adalah pertama adalah bagaimana agar Tuhan dapat hidup dalam hidupku lebih lagi agar berfungsi di dunia di luar Gereja ( dunia sekuler ). Kedua adalah bagaimana agar Tuhan dapat memakai hidupku dalam GerejaNya. Ketiga adalah bagaimana agar Tuhan memakai kami (aku dan Jenny) dalam bidang pelayanan yang sama. Jawabannya adalah dengan Melayani melalui di Pujian dan Penyembahan, dimulai dari saat-saat kami bersama, dimulai dari persekutuan pribadi kami dengan Tuhan yang bertumbuh. Ada kerinduan dalam hati juga suatu saat kami berdua bisa 1 (satu) Album Rohani yang terinspirasi dari Firman Tuhan yang dad dan mom sampaikan dan orang tua kandung kami sampaikan. Karena kami berjalan dari arahan dad dan mom ( sebagai orang tua rohani kami ) dan juga dari orang tua kandung kami sampaikan untuk kebaikan kami. Ini baru awal, dasar bangunannya harus dibangun kuat dahulu agar tidak retak-retak dan jangan sampai roboh.


Matius 7:24-27 : "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Demikian renungan pribadiku hari ini.

With Love.
Ttd. Rio Novelino Bakara
Ditulis : 28 Juli 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar