Minggu, 24 Agustus 2014

KELUARGA YANG SEMPURNA ADALAH SALING MENGINGATKAN, SALING MEMPERLENGKAPI, DAN SALING MENSSUPORT DALAM KERAJAAN BAPA

BAPA menghendaki hidup kita sama seperti DIA, yaitu Sempurna. Saya percaya manusia bisa kembali kepada tujuan semula BAPA membentuknya yaitu menjadi Pribadi yang Sempurna. Pribadi yang sejak semula dibentuk menjadi Pribadi yang membangun KerajaanNya bersama-sama dengan BAPA di dalam bumi. Pribadi yang kecendrungan hatinya untuk melakukan FIRMANNYA. Pribadi yang dapat bertemu dan bisa berkomunikasi dengan BAPA face to face. Sejak semula BAPA sangat mencintai Adam seperti biji mataNya sendiri, dan BAPA melihat Adam membutuhkan seorang pendamping untuk menemaninya mengelola KerajaanNya. DiciptakanNya Hawa dari tulang rusuk Adam adalah untuk mendampingi Adam, sehingga terbentuklah sebuah keluarga. BAPA menciptakan sebuah keluarga dengan tujuan untuk bersama-sama hidup dalam KERAJAANNYA. Keluarga yang saling mengingatkan, saling memperlengkapi, dan saling menssuport untuk mengelola KerajaanNya bersama-sama, dengan tetap memegang FIRMANNYA bersama-sama. Inilah tujuan awal BAPA membentuk keluarga. Di tengah perjalanan, Adam dan Hawa tidak saling mengingatkan akan FIRMAN BAPA yang sudah mereka terima karena mereka lebih tertarik untuk memakan buah terlarang (melakukan dosa), dan lupa akan FIRMAN BAPA. Hal tersebut yang menjadi awal dari kejatuhan manusia, yaitu tidak saling mengingatkan FIRMAN BAPA sebagai dasar hukum yang tidak boleh dilanggar. Keluarga diciptakan bukan untuk saling melupakan, saling tidak perduli, saling menjatuhkan, saling mendukung untuk melakukan dosa ! Ini sebuah kesalahan yang diakibatkan oleh keinginan dari manusia sendiri, bukan keinginan BAPA. Keluarga harus kembali kepada tujuan awal pembentukanNya, yaitu saling mengingatkan, saling memperlengkapi, dan saling menssuport dalam mengelola KerajaanNya. Dimulai dari saling mengingatkan untuk hidup dalam FIRMAN BAPA. Dasar Kehidupan KERAJAANNYA adalah bersumber dari FIRMAN BAPA, bukan bersumber dari perasaan dan pemikiran manusia itu sendiri. Jika saling cuek dan tidak perduli, maka yang ada adalah kerusakan dari sistem kehidupan KERAJAANNYA. Akibatnya adalah dunia manusia yang indah akan hancur oleh kejahatannya sendiri. 
Efesus 4:11-15  Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Berbahagialah keluarga yang di dalam keluarga tersebut memiliki seorang anggota keluarga yang mencintai BAPA. Seorang anggota keluarga yang memiliki kehidupan di dalam KERAJAAN BAPA. Kehidupan persekutuan yang sehat dengan BAPA. BAPA sudah memilihnya untuk menjadi sumber anugerahNya untuk dialirkan ke dalam keluarga tersebut. Anggota Keluarga yang tidak mencintai BAPA menjadi bisa melihat BAPA dengan melihat anggota keluarga yang mencintai BAPA tersebut. Tujuannya adalah supaya keluarga dapat kembali hidup dalam KERAJAANNYA. Hidup sebagai keluarga dengan tujuan awal penciptaanNya yaitu untuk saling mengingatkan, saling memperlengkapi, dan saling menssuport dalam kehidupan KERAJAANNYA.
1 Korintus 16:17  Aku bergembira atas kedatangan Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus, karena mereka melengkapi apa yang masih kurang padamu.
Bagaimana dengan anggota  keluarga yang tidak mencintai kebenaran, hidup betah melakukan dosa, hidup mencintai diri-sendiri, apa dibiarin begitu saja jika sudah diingatkan tidak mau mendengar? Jawabannya tidak dibiarkan, dan tidak dicuekin, tetapi dikasihi dan tetap didoakan sampai waktu BAPA tiba untuk menarikNya. Tidak seorang pun yang datang kepada BAPA, jika bukan BAPA sendiri yang menariknya. Bagaimana pun juga BAPA menciptakan anggota keluarga kita tersebut adalah dengan tujuan agar keluarga kita dapat bersama-sama hidup dalam KERAJAANNYA, bukan hidup untuk diri-sendiri !  Meskipun kelakuan anggota keluarga kita tersebut kadang kala mengjengkelkan, tetapi tetap itu cara BAPA untuk menunjukkan bahwa anggota keluarga kita tersebut sangat membutuhkan BAPA. Terkadang lewat kelakuannya yang mengjengkelkan tersebut, menjadi sumber dari bekerjanya Anugerah Kebijaksanaan yang sudah diberikan BAPA kepada kita. Kita bisa mengevaluasi diri hal-hal apa yang masih butuh dibenahi dalam hidup kita. Hal-hal yang tersembunyi dan tidak kita ketahui akan keluar dengan sendirinya, dan kita akan menyadarinya, serta kita dapat memperbaikinya. Tetap kelakuan yang menjengkelkan tersebut mendatangkan kebaikan buat kita. Kita yang hidup dalam KERAJAANNYA jangan menjauhinya atau menghakiminya. Kita benci kesalahannya, tetapi tidak membenci pribadinya. Kita ingatkan apa yang salah dalam hidupnya dengan Kasih. Meskipun tidak didengar, jangan menyerah karena masih ada hari esok. KERAJAANNYA adalah Kehidupan yang berkesinambungan, bukan kehidupan yang terbatas oleh ruang dan waktu.
KasihNya tidak berlalu, HarapanNya begitu besar supaya keluarga dapat  kembali ke dalam KERAJAANNYA. BAPA merendahkan diriNya menjadi sama seperti manusia dengan turun ke dunia manusia dalam wujud manusia (YESUS KRISTUS / ISA ALMASIH) untuk menunjukkan kepada manusia bahwa Manusia bisa Sempurna sama seperti BAPA sempurna. DIA mengorbankan NyawaNya bagi kita dengan tujuan bukan saja agar kita terbebas dengan hukuman dosa tetapi agar manusia keturunan Adam dan Hawa tidak memberikan hidupnya kepada dosa, tetapi menjadi keturunan keluarga bapa Abraham, Sara dan Anak Perjanjian (Ishak) dengan memberikan hidupnya kembali ke dalam KERAJAAN BAPA. Hidup di dalam Ketaatan akan FIRMAN BAPA. Keluarga yang sempurna adalah keluarga yang mengasihi BAPA bersama-sama. Keluarga yang hidup saling mengingatkan, saling memperlengkapi, dan saling menssuport untuk hidup dalam KERAJAAN BAPA.
Kubersyukur kepada BAPA karena memberikan Guinevere Tampi (Jenny) menjadi pasangan hidupku. Keluarga Jenny sangat menginspirasi hidupku secara pribadi menyangkut hubungan dalam berkeluarga yang bersama-sama hidup dalam KERAJAANNYA. Kehidupan keluarganya menjadi contoh bagiku untuk membangun Hubunganku dengan keluarga, yang semakin BAPA benahi hari demi hari. Aku percaya suatu hari nanti papaku dan adikku Chandra Marthin Bakara, ketika waktu BAPA tiba, BAPA akan menariknya, papa dan adik akan menyerahkan hidupnya sepenuhnya ke dalam tangan BAPA. Karya BAPA dalam hidup papa sedikit sudah kelihatan, dan kupercaya akan semakin besar. Aku terus berdoa untuk adikku. Kuingin keluargaku dapat bersama-sama mengasihi BAPA dan hidup dalam KERAJAANNYA. Demikian perenunganku di dalam BAPA.
With Love,
Ttd. Rio Novelino Bakara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar