Jumat, 08 Agustus 2014

KEPERCAYAAN TUHAN KEPADA KEDEWASAAN ANAKNYA


Kepercayaan adalah Suatu sikap hati yang dibangun dan terbangun bukan dilahirkan. Kepercayaan berasal dari kata Percaya, yang merupakan kata kerja. Rasa Percaya dibangun oleh waktu bukan muncul begitu saja. Manusia memiliki sikap saling percaya karena sudah saling mengenal dan mengetahui antara satu dengan yang lainnya. Tidak mungkin orang yang baru bertemu, langsung menaruh rasa saling percaya, apalagi namanya menyangkut sesuatu hal yang berharga. Lain halnya apabila reputasi orang tersebut sudah dikenal baik oleh banyak orang, maka kepercayaan itu dengan mudahnya diberikan kepada orang tersebut. Kepercayaan tidak mudah diperoleh, dan apabila sudah diperoleh maka kita harus menjaga kepercayaan yang diberikan kepada kita tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab. Apabila kita mengganggap enteng kepercayaan yang sudah diberikan kepada kita dan kita melakukan kesalahan fatal maka kepercayaan itu bisa diambil dari kita. Kita menjadi tidak dipercayai lagi. Kita harus membangun kepercayaan itu dari awal kembali. Tidak mudah kepercayaan itu diberikan kembali. Harus ada pembuktian beberapa waktu lamanya agar kepercayaan itu dapat diberikan kembali. Kepercayaan diberikan kepada orang yang telah terbukti dapat dipercayai. 
TUHAN juga memiliki sikap yang demikian. Kasih TUHAN sama rata kepada setiap orang. TUHAN tidak ingin satu orang pun dari kita binasa. Pengorbanan DARAH dan NYAWANYA telah membuktikan KasihNya yang sangat besar buat kita. Setiap orang yang menerima YESUS KRISTUS akan diselamatkan. Pertanyaannya, apakah kita mengasihi DIA ? TUHAN memberi kepercayaan kepada setiap kita yang mengasihiNya dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan. Kedewasaan kita dapat dilihat dari sikap hati kita yang mengasihi DIA atau sikap kita yang lebih mengasihi dosa. Inilah bentuk Kepercayaan TUHAN kepada kita anak-anakNya yang dewasa di hadapanNya.

Yeremia 13:23,25 : "Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya? Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat? Itulah nasibmu, bagianmu yang telah Kuukur untukmu, demikianlah firman TUHAN, karena engkau melupakan Aku, dan mempercayai dusta."

Galatia 6:7,8 : "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."

Kolose 3:25 : "Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang."

Seorang anak yang paling tua selalu dididik lebih keras oleh orang tuanya. Orang tua berharap banyak kepada anak yang tertua bisa menjadi dewasa agar kelak dapat memimpin adik-adiknya nanti. Bukan berarti orang tua lebih menyayangi adik-adiknya. Rasa sayang orang tua terhadap anak tertua sudah ada porsinya secara khusus di hati orang tua. Orang tua menaruh harapan yang banyak kepada anak tertua karena dia yang dianggap dewasa yang dapat menjadi contoh dan teladan bagi adik-adiknya. Orang tua memberi rasa percaya kepada anak yang muda berbeda dengan rasa percaya yang diberikan kepada anak tertua. Kepercayaan yang diberikan kepada anak yang muda adalah rasa percaya yang diberikan tanpa diberikan amanah tanggung jawab. Anak yang muda masih memiliki sikap yang kurang stabil, dimana kecendrungannya masih lebih condong kepada kesalahan. Orang tua tidak menghukum atau memberi hukuman ringan kepada anak yang muda karena kesalahan yang dilakukan, karena orang tua mengasihi anaknya. Orang tua masih maklum karena anaknya masih perlu diajari hal yang benar. Kasih orang tua tidak berkurang sama sekali kepada anak yang muda. Berbeda dengan kepercayaan yang diberikan orang tua kepada anak tertua. Kepercayaan yang diberikan selalu disertai dengan amanah Tanggung Jawab, karena dia yang akan menjadi contoh yang akan ditiru oleh adik-adiknya. Apabila anak tertua melakukan kesalahan maka orang tua lebih keras memberikan hukuman dibading hukuman yang diberikan kepada anak yang muda. Akibatnya kecendrungan hati anak tertua jauh lebih serius dalam menanggulangi dan mengatasi setiap kesalahan. Anak tertua sadar bahwa dirinya adalah harapan dari orang tuanya agar dapat menjadi contoh dan teladan bagi adik-adiknya. Anak tertua ingin membuat orang tuanya bangga terhadap dirinya karena berhasil menjaga kepercayaan yang telah diberikan orang tuanya. Kepercayaan itu datangnya kepada orang yang sudah dianggap dewasa. Sikap Hati TUHAN sama seperti sikap hati dari orang tua tersebut. Anak yang muda adalah anak yang masih bermain-main dengan AnugerahNya. Anak yang Tertua adalah anak yang sudah menanggapi secara serius AnugerahNya. Apakah kita siap menjadi menjadi dewasa dan menerima Kepercayaan dariNya? Inilah bentuk Kepercayaan TUHAN kepada kita anak-anakNya yang dewasa di hadapanNya.

1 Korintus 13:11 : "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."

Kedua hal tersebut di atas yang kurenungkan sepanjang malam ketika aku bersekutu denganNya. Aku menyadari bahwa selama ini aku sudah mengganggap enteng kepercayaan yang sudah diberikanNya. Perlahan namun pasti kepercayaan dari TUHAN itu seperti melingkupi hatiku kembali ketika kubersekutu denganNya. Dalam hati kuberjanji kepadaNya akan menjaga kepercayaan yang sudah diberikanNya kembali. Tidak ada alasan bagiku untuk berdalih karena aku hanya seorang manusia dan DIA TUHAN maka aku bisa berbuat dosa seenaknya. Justru ketika aku dekat denganNya, keinginan dosa itu tidak lagi berkuasa atas hidupku. Kemerdekaan diberikanNya hanya ketika aku mendekat kepadaNya. Dalam HADIRAT dan FIRMANNYA ada kuasa kekudusanNya. TUHAN memberikan kekuatan baru bagiku untuk mengatasi semua tekanan yang mencoba menghimpitku kembali. Damai Sejahtera diberikanNya dalam hati dan pikiranku. Apa yang menjadi kelemahanku, TUHAN mengubahnya menjadi kekuatanku. Aku dapat merasakan TUHAN berkenan atas persembahan hidupku di hadapanNya. Aku tidak mau mencari keuntungan atau berkat darinya, sebab yang kuinginkan hanyalah DIA, bersama denganNya. Itulah kebahagiaanku yang sesungguhnya. Aku siap dikoreksi pada setiap bagian dalam hidupku yang belum sempurna. Aku mau berubah menjadi Pribadi seperti yang dikehendakiNya di dalam segala hal. Tidak hanya di dalam HadiratNya dan FirmanNya, namun juga kubersyukur kepadaNya karena DIA menempatkan seorang pendamping bagiku (Guinevere Tampi) yang bisa  menjadi perpanjangan tanganNya dalam mengoreksi hidupku menjadi lebih baik di hadapanNya. Karya TUHAN dalam hidup kami akan membawa kami maksimal melayani DIA. Amin !
I love You Lord Jesus Christ, all i need is You. Thanks Lord, You give me Faith, Hope and Love.
Demikianlah perenunganku di dalam hadiratNya.

With Love,
Ttd. Rio Novelino Bakara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar